Cilacap, Info_PAS - Lapas Karanganyar ikuti Pelatihan Penanganan Ekstremisme Berbasis Kekerasan di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan yang diselenggarakan secara virtual melalui zoom meeting, Selasa (20/12)
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka optimalisasi program penanganan narapidana terorisme dalam sistem pemasyarakatan, pada hal ini Direktorat Jenderal Pemasyarakatan bekerja sama dengan Global Center on Cooperative Security (GCCS) untuk menyelenggarakan kegiatan Pelatihan secara Virtual tentang Penanganan Ekstremisme Berbasis Kekerasan di Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan.
Sistem Pelatihan ini yaitu peserta pelatihan akan dibagi menjadi 3 (tiga) gelombang yang akan dilaksanakan pada tanggal 19-20 Desember 2022. Dalam kesempatan ini, Lapas Karanganyar diwakili oleh 2 (dua) orang staf Bimkemaswat.
“Sesuai tajuknya maka lebih tepatnya kami mengikutkan 2 orang staff bimkemaswat untuk pelatihan ini. Tentu sangat bermanfaat dan saya harapkan kepada peserta pelatihan tidak hanya sekedar mengikuti tetapi juga mampu menyerap ilmunya dan mengimplementasikan secara langsung.” Pesan Hisam Wibowo.
Kegiatan yang diagendakan selama 2 (dua) hari, dibuka oleh Direktur Keamanan dan Ketertiban Bapak Abdul Aris. Sambutan dan pengenalan tentang pelatihan singkat. Kegiatan dipandu oleh Bapak Edward Saputra dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan David Dws dari Global Center on Cooperativer Security (GCCS).
Selaku Pemateri pertama, Bapak Leopold menjelaskan tentang pengenalan tentang pelatihan singkat, dilanjutkan pemateri kedua yaitu Bapaj M. Bahrun mengenai Memahami Ekstremisme Kekerasan dalam Lapas dengan penjelasan Terminologi, tantangan, dan peluang serta Proses mendukung dan melakukan tindakan ekstremisme kekerasan. Pemateri yang ketiga Bapak Bambang mengenai Memahami Bagaimana Mengumpulkan dan Berbagi Informasi dengan Efektif dapat Meningkatkan Pengelolaan VEP dengan teknis Mengumpulkan, berbagi dan melaporkan informasi.
Pelatihan virtual tertarget ini ditujukan untuk memberikan dukungan dalam format daring kepada para Wali yang ditugaskan di lapas-lapas di seluruh Indonesia. Pelatihan ini difokuskan memperkenalkan sebuah model berpikir kepada para Wali, yang dapat membantu mereka untuk memahami dan merespons secara terstruktur narapidana-narapidana yang mereka tangani. Kemudian, para Wali diharapkan dapat memahami bagaimana model tersebut dapat digunakan untuk memperkuat kemampuan mereka dalam mengidentifikasi, memantau, dan melaporkan informasi yang relevan dengan perilaku narapidana.